MAKALAH
KEWIRAUSAHAAN
TENTANG
BUDIDAYA IKAN LELE

OLEH:
1.
Bayu Ardyanto
2. Cica
Yusuf Saputri
3. Karisma
Yogi Noviana
4. Retno
Safitri
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses pendidikan.
Harapan kami semoga makalah
ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini kami akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Baturetno,15 September 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semakin meningkat pertumbuhan
penduduk indonesia,semakin meningkat pula permintaan produk sebagai pemenuh
kebutuhan sehari-hari.permintaan terhadap produk ini sangat bermacam-macam
terutama produk barang kebutuhan sehari-hari.
Permintaan ikan konsumsi juga
meningkat hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan
sebagai sumber protein bagi pertumbuhan terutama bagi kebutuhan anak-anak.
Meningkatnya permintaan ini
mendorong banyak orang untuk membudidayakan ikan konsumsi terutama ikan air
tawar. Jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan seperti
lele,guramei,nila,dan mujair. Tapi pada makalah ini penulis akan menjabarkan
tentang seluk beluk ikan lele dan cara budidaya ikaqn lele,hal ini bertujuan
agar pembaca dapat memahami cara budidaya ikan lele.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah proses budidaya ikan
lele ?
1.3 TUJUAN
1. Agar Siswa Mengetahui
Cara Budidaya Ikan Lele
2. Agar Siswa Mengetahui
Manfaat Dari Ikan Lele
3. Agar Siswa Mengetahui
Keuntungan Maupun Kerugian Dari Budidaya Ikan Lele
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 LATAR BELAKANG IKAN
LELE
A. HABITAT IKAN LELE.
Ikan
yang memiliki nama latin clarieas batrachus tidak pernah ditemukan diair payau
atau air asin,kecuali lele laut yang tergolong kedalam marga dan suku yang
berbeda ( ariidae ), habitatnya disungai dengan arus air yang
perlahan,rawa,telaga,waduk,sawah,yang tergelam air.
Ikan
lele hidup diperairan yang miskin oksigen.bahkan ikan lele bisa hidup pada air
yang tercemar,misalkan digot-got dan selokan pembuangan.Ikan lele bersifat
noturnal yaitu aktif bergerak mencari makan pada malam hari. Pada siang hari
ikan lele berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat gelap. Di alam ikan lele
memijah pada musim penghujan walaupun lele biasanya lebih kecil dari gurami
pada umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang satu
sampai 2,5 meter dan beratnya mencapai lebih dari 200kg contohnya lele wels
dari amerika.
B. MORFOLOGI IKAN LELE(Clarias
Batrachus)
Tidak
seperti ikan lainya , agak sulit untuk mengatakan bentuk badan ikan lele secara
tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat , dengan kepala pipih kebawah
(drepesed) sedangkan belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed) ,
jadi pada lele ditemukan tiga bentuk melintang yaiyu pipih kebawan, pipih
kesampingah ,dan bulat.
Kepala
bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruang
rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan , yang
terhubung dengan busur ingsang kedua dan keempat. Mulut berada di ujung moncong
(terminal). Dengan dihiasi 4 sungut ,lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada
dibelakang bibir atas,lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang
kurang lebih berada dibelakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi
orbital yang bebas.
C. MANFAAT DARI IKAN
LELE
Manfaat dari ikan lele
sangat banyak, selain kaya zat gizi ikan lele juga membantu pertumbuhan janin
dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung karena rendah lemak . kelebihan
ikan lele dibandingkan .
2.2 PELUANG BUDIDAYA
IKAN LELE
Berternak ikan lele mempunyai peluang usaha cukup
menjanjikan mengingat selera konsumen sangat tinggi akan jenis ikan ini.
Beberapa kelebihan dari komoditas ikan lele diantaranya adalah tekstur
dagingnya cukup kenyal, tidak banyak tulang diantara dagingnya sehingga
memudahkan orang saat sedang mengkonsumsinya, ikan lele juga memiliki kandungan
protein cukup tinggi (bisa dijadikan sebagai salah satu sumber protein
alternatif). Disamping harganya terjangkau, juga memiliki cita rasa cukup enak,
sehingga banyak digemari masyarakat. Dengan berbagai kelebihan tersebut, tidak
mengherankan jika semakin hari permintaan ikan lele semakin meningkat. Apalagi
sekarang banyak dijual produk-produk makanan olahan berbahan dasar lele, hal
tersebut tentunya akan semakin meningkatkan konsumsi masyarakat akan ikan lele.
Tingginya permintaan konsumen, baik lokal
maupun internasional, menjadikan potensi agribisnis budidaya ikan lele semakin
terbuka lebar dari hari ke hari. Melihat fenomena ini, tidak mengherankan jika
masyarakat berbondong-bondong mulai mencoba menjalankan bisnis ternak ikan lele.
Disamping peluang pasar cukup besar, kegiatan budidaya juga dapat dilakukan
oleh setiap orang, karena teknik budidaya yang diterapkan cukup mudah serta
kebutuhan modal selama proses budidaya juga tidak begitu tinggi.Usaha budidaya
ikan jenis ini selain dapat dilakukan sebagai salah satu usaha utama, juga
dapat dijadikan sebagai usaha sampingan. Salah satu faktor paling menentukan
keberhasilan usaha budidaya ini adalah kedisiplinan. Oleh karena itu, jika
kegiatan budidaya akan dijadikan sebagai usaha sampingan, sebaiknya peternak
lele harus mencari tenaga kerja berkedisiplinan tinggi. Jika tidak,
dikhawatirkan usaha budidaya akan terbengkelai sehingga berakibat terhadap
kemungkinan terjadinya kegagalan dalam berternak. Selain disiplin, penguasaan
teknik dan cara budidaya yang benar juga menjadi faktor penting selama proses
budidaya, terutama harus dikuasai oleh peternak lele. Jika kedua faktor telah
dipenuhi maka besar kemungkinan usaha ternak ikan lele akan menuai hasil
tinggi.
2.3 TAHAP BUDIDAYA IKAN
LELE
A. TAHAP
PEMBENIHAN
Tahap awal
dalam kegiatan budidaya ikan lele adalah tahap pembenih, Adapun faktor utama
penentu keberhasilan tahap ini adalah
kualitas induk ikan. Indukan berkualitas akan menghasilkan benih atau larva
ikan berkualitas pula sehingga perolehan keuntungan menjadi lebih optimal. Induk lele yang dipilih harus cukup
umur,Lele lokal mulai
dewasa saat berumur 6-8 bulan. Pada umur ini, bobot badan lele lokal mencapai 100 g. Untuk lele dumbo mencapai dua atau tiga
kalinya (200-300g). Artinya, pada umur ini induk lele sudah dapat bertelur. Selain itu, pilih induk yang memiliki
panjang badan sekitar 20-50 cm.
Untuk
budidaya, induk lele hendaknya berasal dari hasil budidaya yang telah terbiasa dengan kehidupan kolam.
1.Penyiapan induk lele
Induk lele yang
dipilih harus cukup umur. Lele lokal mulai dewasa saat berumur 6-8
bulan. Pada umur ini, bobot badan lele lokal mencapai 100 g. Untuk
lele dumbo mencapai dua atau tiga kalinya (200-300g). Artinya, pada umur
ini induk lele sudah dapat bertelur. Selain itu, pilih induk yang
memiliki panjang badan sekitar 20-50 cm.
Untuk budidaya, induk lele hendaknya
berasal dari hasil budidaya yang telah terbiasa dengan kehidupan kolam.
2. Persiapan kolam pemijahan
Bagian dasar dan dinding kolam
sebaiknya dibuat permanen. Jika tidak memungkinkan, pemijahan dan pemeliharaan
lele dapat dilakukan dikolam tanah atau kolam berdinding dengan dasar
tanah. Kemiringan tanah dasar kolam dibuat sekitar 5-10 derajat.
Kolam pemijahan terdiri dari dua
bagian utama, yaitu bagian dangkal (70%) dan kubangan (30%). Bagian kubangan
dibuat dibagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm. Kubangan ini berfungsi
sebagai tempat berlindungnya induk ketika kolam disurutkan.
Dalam pemijahan lele, pada
sisi-sisi kolam perlu disiapkan sarang peneluran. Bagian dalam bak pemijahan
perlu dilengkapi sarang berupa kotak kayu tanpa dasar berukuran (25 x 40 x 30)
cm sebagai sarang pemijahan.
Bagian atas kotak sarang diberi
lubang dan tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Sementara itu, bagian
depan kotak sarang sedikit gelap. Sarang juga perlu diberi ijuk dan kerikil
sebagai media menempatkan telur hasil pemijahan.
Selain dari kotak kayu, sarang
pemijahan juga dapat dibuat dari tumpukkan batu bara, ember plastic, atau
batang bekas lainnya. Sebelum digunakan, kotak sarang harus berada dalam
kondisi higienis. Oleh karena itu, bersihkan sarang dengan mencucinya
menggunakan air, lalu bilas dengan formalin 40% atau KMnO4, kemudian bilas
dengan air bersih dan keringkan.
3. Pemijahan
Pemijahan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pemijahan alami dan pemijahan buatan (suntik/hipofisasi).
Dalam proses pemijahan alami ini ada
dua cara yaitu, Pemijahan berpasangan dan Pemijahan massal, namun dicatan ini
saya akan menginformasikan hanya pemijahan berpasangan saja.
Lele memijah
sepenjang tahun. Pemijahan paling banyak terjadi bersamaan dengan datangnya
musim penghujan, sepenjang musim hujan hingga peralihan musim kemarau.
Sepanjang hidupnya, induk lele budidaya mampu memijah hingga 15 kali. Induk
lele yang dipelihara dengan baik akan bertelur setiap 2-3 bulan sekali dan
akan terus bertelur hingga berumur 5 tahun.
Selama 10 hari, terhitung dari sejak
induk dimasukkan ke kolam pemijahan, ketinggian air kolam yang dimasukkan hanya
sebatas permukaan kubangan (30-60Cm). pada hari ke 10-20, air kolam dinaikkan
sampai 10-15 cm (hingga menutup sarang peneluran), dan pemberian pakan
dihentikan.
Dengan perlakuan ini, dalam waktu 10
hari berikutnya induk akan memijah dan bertelur dalam sarang yang tersedia.
Lebih kurang 24 jam berikutnya, telur akan menetas, larva bisa tetap berada
dalam pengasuhan induk atau dipelihara terpisah dalam kolam ipukan (kolam
pendederan).
4. Penetasan
Penetasan telur dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
Cara 1
Terdapat langkah-langkah yang
ditempuh jika telur dipelihara dalam kolam ipukan (kolam pendederan), yaitu:
Segera keluarkan telur begitu
pemijahan selesai.
Pelihara secara intensif telur-telur
tersebut dalam kolam ipukan (kolam pendederan).
Pertumbuhan larva membutuhkan suhu
air kolam antara 26-30°C.
Cara 2
Jika dibiarkan berada dalam asuhan
induknya, biarkan telur menetas dan pemisahan burayak dengan induk dilakukan
secara bertahap.
Adapun pemisahan induk dan burayak
dilakukan dengan tahapan berikut.
Saat benih berumur seminggu, segera
pisahkan induk betina dari kolam dan biarkan pejantan tinggal di kolam menjaga
anak-anaknya.
Setelah berumur 2 minggu, pisahkan
anakan dari induk jantan. Selanjutnya, keluarkan anakan lele dari sarang dan
pindahkan ke kolam ipukan (pendederan).
Untuk mengumpulkan burayak, terlebih
dahulu air kolam disurutkan hingga sebatas kubangan. Selanjutnya, benih
dialirkan melalui pipa pengeluaran dan burayak lele yang sudah
dipindahkan ke kolam pendederan dapat dipelihara secara intensif.
C. Pembesaran Benih
Setelah menetas, benih hasil
pemijahan perlu mendapat perhatian ekstra dan pemeliharaan intensif.
Pemeliharaan intensif ini diharapkan mampu menekan angka kematian benih
dan membuat pertumbuhan benih menjadi lebih pesat.
Pemberian pakan
Pada hari ke-1 sampai ke 3, benih
lele tidak perlu diberi pakan tambahan karena masih memiliki kantong kuning
telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
Hari ke-4 hingga akhir minggu ke-2,
benih diberi zooplankton, yaitu daphnia dan artemia yang mengandung protein
60%. Dosisnya 70% kali biomassa setiap hari. Dua jenis pakan alami ini
diberikan 4 kali sehari. Pakan ditebar di sekitar tempat pemasukan air (inlet).
Kira-kira 2-3 hari menjelang
pemberian pakan zooolankton berakhir, benih lele sedikit demi sedikit
dikenalkan dengan pakan berbentuk tepung yang mengandung protein 50%. Pakan
tepung tersebut dapat berupa campuran kuning telur, tepung udang, serta sedikit
bubur nestum. Untuk membiasakan pada pakan baru tersebut, pakan bentuk tepung
diberikan sekitar 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton.
Minggu ketiga, pakan tepung
diberikan sebanyak 43% kali biomassa setiap hari.
Minggu keempat, pakan tepung
diberikan sebanyak 32% kali biomassa setiap hari.
Minggu kelima, pakan tepung dberikan
sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
Minggu keenam, benih diberi pakan
berupa pellet apung.
Seleksi Bibit Lele
Setelah berumur 18 hari bibit ikan
lele diseleksi menggunakan ayakan bibit berukuran 3-5 cm. Ayakan bibit dapat
berupa ember atau alat lain yang diberi lubang berukuran sebesar lingkaran
tubuh bibit. Bibit ikan yang terlepas dari ember menunjukkan bahwa bibit
tersebut tidak lolos seleksi, karena ukurannya masih terlalu kecil. Selanjutnya
bibit lele tersebut kembali dimasukkan ke dalam kolam pemeliharaan agar
mencapai ukuran sesuai kehendak. Sedangkan bibit lele yang tersisa di ember
merupakan bibit lolos seleksi atau telah mencapai ukuran 3-5 cm. Bibit-bibit
ikan berukuran 3-5 cm dapat dipanen untuk selanjutnya dibesarkan pada budidaya
pendederan tahap kedua, atau bisa juga dapat langsung dijual di pasar. Bibit
tersebut merupakan bibit ikan lele berkualitas tinggi karena memiliki kecepatan
pertumbuhan tinggi. Oleh karena itu, bibit lele hasil seleksi pertama biasanya
dijual oleh peternak lele dengan harga lebih mahal. Selain kecepatan
pertumbuhannya, menggunakan bibit lele berkualitas juga dapat meningkatkan daya
hidup selama masa pemeliharaan lele tahap berikutnya.
Seleksi kedua dilakukan saat bibit ikan lele telah dipelihara selama 21 hari. Kualitas bibit sedikit di bawah bibit ikan lele hasil seleksi pertama. Bibit ikan yang tidak lolos seleksi pertama maupun kedua merupakan bibit sisa. Bibit sisa ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai ukuran 3-5 cm. Akan tetapi kualitas bibit ikan sisa tentunya tidak begitu baik.
Kegiatan berternak lele pendederan tahap kedua tidak berbeda jauh dengan ternak ikan lele pendederan tahap pertama, hanya kepadatan penebaran harus dikurangi menjadi 250-300 ekor/m2. Pemeliharaan bibit lele tahap ini dilakukan sampai bibit ikan telah mencapai ukuran 8-12 cm.
Seleksi kedua dilakukan saat bibit ikan lele telah dipelihara selama 21 hari. Kualitas bibit sedikit di bawah bibit ikan lele hasil seleksi pertama. Bibit ikan yang tidak lolos seleksi pertama maupun kedua merupakan bibit sisa. Bibit sisa ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai ukuran 3-5 cm. Akan tetapi kualitas bibit ikan sisa tentunya tidak begitu baik.
Kegiatan berternak lele pendederan tahap kedua tidak berbeda jauh dengan ternak ikan lele pendederan tahap pertama, hanya kepadatan penebaran harus dikurangi menjadi 250-300 ekor/m2. Pemeliharaan bibit lele tahap ini dilakukan sampai bibit ikan telah mencapai ukuran 8-12 cm.
D. Penebaran
Bibit Lele
Penebaran bibit lele tahap
pendederan sangat rentan terhadap kematian, terutama diakibatkan stress maupun
luka saat penangkapan atau pengangkutan ikan. Padat penebaran lele antara
500-700 ekor/m2. Sehingga untuk kolam seluas 10 m2 bisa ditebar bibit ikan
sebanyak 5.000-7.000 ekor. Penebaran bibit lele harus dilakukan dengan sangat
hati-hati agar resiko dapat diminimalisir, berikut cara penebaran bibit ikan
lele untuk mengurangi resiko stres maupun luka akibat pemanenan dan
pengangkutan :
Pemindahan bibit lele sebaiknya
dilakukan pagi hari atau sore hari saat suhu air belum terlalu tinggi.
Tujuannya adalah untuk mempercepat proses adaptasi bibit lele tebaran di
lingkungan barunya. Jika pemindahan bibit dilakukan saat siang hari, apalagi
jika terik matahari tinggi, bisa dipastikan bibit ikan banyak mengalami stress
yang mengakibatkan tingkat kematian sangat tinggi.
Pengambilan bibit lele dilakukan
menggunakan jaring dengan ukuran net rapat serta lembut. Tujuannya adalah agar
bibit ikan lele tidak banyak mengalami kerusakan sehingga menimbulkan stress
saat dilakukan penangkapan. Penangkapan menggunakan jaring kasar dikhawatirkan
akan melukai tubuh bibit. Jika tubuh atau kulit ikan mengalami gesekan dengan
benda kasar bahkan sampai terjadi luka atau lecet, akan mempengaruhi daya hidup
saat dipindahkan ke kolam pemeliharan lain.
Bibit ikan lele hasil tangkapan
kemudian ditempatkan di wadah yang sudah diisi air dari kolam yang akan
digunakan sebagai tempat penebaran larva atau benih. Penggunaan air pada kolam
penebaran larva lele bertujuan meningkatkan daya adaptasi benih di tempat
barunya. Jika jarak kolam pendederan tersebut tidak cukup jauh, maka bisa
menggunakan wadah berupa ember. Namun bila jaraknya lumayan jauh, sebaiknya
bibit ikan hasil tangkapan terlebih dahulu dikumpulkan dalam hapa agar
sirkulasi oksigen tetap terjamin. Sedangkan pemindahannya bisa menggunakan
kantong plastik berisi oksigen.
Setelah wadah cukup penuh, bibit
lele segera dipindah ke kolam penebaran secara hati-hati. Cara penebarannya
adalah, wadah dimasukkan dalam kolam pendederan perlahan-lahan sampai air kolam
masuk ke dalam wadah. Dengan cara demikian bibit lele yang baru dipindahkan
akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya. Cara tersebut cukup efektif
untuk mengurangi resiko bibit ikan lele mengalami stres di lingkungan perairan
barunya.
B. TAHAP
PEMBESARAN LELE
Secara teknis, pemeliharaan ikan
pada budidaya tahap pembesaran lele meliputi beberapa kegiatan, diantaranya
pengaturan air, pemberian pakan ikan, serta pengendalian hama dan penyakit ikan
lele.
Cara Pengaturan Air
Kualitas air kolam ikan lele perlu
dijaga, cara paling efektif adalah penggunaan air mengalir sistem paralon
secara kontinyu dengan debit air tidak terlalu besar. Debit air terlalu besar
justru kurang baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan ikan lele.
Pada ternak ikan lele, kualitas air cepat menurun,hal ini dikarenakan ukuran ikan lele semakin bertambah. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3-5% dari jumlah total berat lele peliharaan.Pemberiannya sebanyak tiga kali, yaitu setiap pagi, siang serta sore hari. Pemberian pakan lele jangan sampai berlebihan, agar sisa pakan tidak mengendap. Pengendapan pakan ikan di dasar kolam dapat menurunkan kualitas air kolam.
Pada ternak ikan lele, kualitas air cepat menurun,hal ini dikarenakan ukuran ikan lele semakin bertambah. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3-5% dari jumlah total berat lele peliharaan.Pemberiannya sebanyak tiga kali, yaitu setiap pagi, siang serta sore hari. Pemberian pakan lele jangan sampai berlebihan, agar sisa pakan tidak mengendap. Pengendapan pakan ikan di dasar kolam dapat menurunkan kualitas air kolam.
Pengendalian Hama dan Penyakit Lele
Pada tahap ini, peternak lele harus
betul-betul memperhatikan kesehatan ikan dari ancaman hama dan penyakit
pengganggu selama budidaya. Jika tidak diperhatikan, bisa jadi usaha budidaya
tidak akan mencapai hasil optimal seperti harapan. Hama yang biasanya menyerang
lele adalah sungut putih,dan kembung. Cara mengatasi penyakit ini dengan
memberi
vaksin berupa pemberian super tetra,PK,dan garam grosok. Pemberian ini hanya
dilakukan pada ikan lele yang terkena penyakit saja.
Pencegahan penyakit selama budidaya
bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air.
Kebersihan air perlu mendapat perhatian serius, karena jika air kolam
kondisinya kotor, baik akibat pemberian pakan ikan secara berlebihan maupun
sisa-sisa kotoran ikan, akan berpotensi menimbulkan serangan penyakit. Selain
itu, usahakan nilai pH air tetap dalam kondisi optimal untuk menopang
pertumbuhan benih atau larva lele, yaitu berkisar antara 6,5-6,8. Jika nilai pH
air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian sesuai tingkat kebutuhan.
Pengukuran nilai pH air bisa menggunakan kertas lakmus ataupun pH tester.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit (terutama jamur), bisa diberikan malachite green oxalite 1-5 ml atau methylene blue 10 ml per 1 meter kubik air.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit (terutama jamur), bisa diberikan malachite green oxalite 1-5 ml atau methylene blue 10 ml per 1 meter kubik air.
Pencegahan penyakit selama budidaya
bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air.
Kebersihan air perlu mendapat perhatian serius, karena jika air kolam
kondisinya kotor, baik akibat pemberian pakan ikan secara berlebihan maupun
sisa-sisa kotoran ikan, akan berpotensi menimbulkan serangan penyakit. Selain
itu, usahakan nilai pH air tetap dalam kondisi optimal untuk menopang
pertumbuhan benih atau larva lele, yaitu berkisar antara 6,5-6,8. Jika nilai pH
air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian sesuai tingkat kebutuhan.
Pengukuran nilai pH air bisa menggunakan kertas lakmus ataupun pH tester.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit (terutama jamur), bisa diberikan malachite green oxalite 1-5 ml atau methylene blue 10 ml per 1 meter kubik air.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit (terutama jamur), bisa diberikan malachite green oxalite 1-5 ml atau methylene blue 10 ml per 1 meter kubik air.
Pemberian Pakan Alternatif Ikan Lele
Pakan merupakan salah satu faktor
input terbesar yang akan meningkatkan biaya produksi agribisnis ternak ikan
lele. Mengandalkan pakan ikan dari pabrik saja, tentu akan mengakibatkan
pembengkakan biaya. Hal ini sangat terkait dengan peran pakan sebagai salah
satu faktor utama penentu keberhasilan budidaya. Oleh karena itu, sebagai
petani atau peternak lele yang berorientasi mendapatkan keuntungan besar di
setiap kegiatan budidaya, maka dibutuhkan kreatifitas dalam menekan biaya
pemeliharaan. Salah satu upaya penekanan ini adalah menekan biaya pembelian
pakan ikan. Oleh karena itu, pemberian pakan alternatif harga murah serta mudah
didapat perlu dilakukan selama berternak lele.
Pakan ikan alternatif harus memiliki nilai gizi yang cukup tinggi agar mampu menopang pertumbuhan ikan selama masa pemeliharaan. Di lingkungan sekitar lokasi budidaya, biasanya terdapat berbagai jenis pakan alternatif berkualitas, tidak kalah dibanding pakan ikan hasil industri. Oleh karena itu, ada baiknya ketika menentukan lokasi budidaya juga mempertimbangkan kebutuhan pakan alternatif di lingkungan setempat. Jika di lingkungan sekitar tersedia berbagai sumber pakan alternatif melimpah, bisa dipastikan peternak lele akan mendapatkan keuntungan lebih besar. Apalagi jika nutrisinya mampu mengimbangi pakan ikan industri, maka biaya pemeliharaan untuk pembelian pakan ikan bisa dipangkas habis. Contoh pakan alternative yang ada dilingkungan lokasi budidaya seperti daun kangkung,daun pepaya, bekicot, kerang, keong emas, rayap dll bahan ini dapat dicampur dngan pakan hasil industri seperti pelet.
Pakan ikan alternatif harus memiliki nilai gizi yang cukup tinggi agar mampu menopang pertumbuhan ikan selama masa pemeliharaan. Di lingkungan sekitar lokasi budidaya, biasanya terdapat berbagai jenis pakan alternatif berkualitas, tidak kalah dibanding pakan ikan hasil industri. Oleh karena itu, ada baiknya ketika menentukan lokasi budidaya juga mempertimbangkan kebutuhan pakan alternatif di lingkungan setempat. Jika di lingkungan sekitar tersedia berbagai sumber pakan alternatif melimpah, bisa dipastikan peternak lele akan mendapatkan keuntungan lebih besar. Apalagi jika nutrisinya mampu mengimbangi pakan ikan industri, maka biaya pemeliharaan untuk pembelian pakan ikan bisa dipangkas habis. Contoh pakan alternative yang ada dilingkungan lokasi budidaya seperti daun kangkung,daun pepaya, bekicot, kerang, keong emas, rayap dll bahan ini dapat dicampur dngan pakan hasil industri seperti pelet.
Pemberian pakan ikan dilakukan
sehari tiga kali, tiap pagi, siang, maupun sore hari. Pakan ikan tambahan
diberikan sedikit demi sedikit sampai tidak ada lagi ikan yang mengejar pakan.
Pertimbangkan Nutrisi Ikan
Pemberian pakan ikan akan menjadi
faktor utama dalam menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan. Bagi peternak
lele profesional, tentu saja harus mempertimbangkan nutrisi yang dibutuhkan
oleh ikan lele peliharaannya, sehingga baik pertumbuhan maupun perkembangannya
dapat seoptimal mungkin agar mencapai kesuksesan dalam berternak lele. Oleh
karena itu, saat melakukan pemberian pakan ikan juga harus mempertimbangkan
kecukupan nutrisi ikan.
Beberapa hal terkadang diabaikan oleh peternak lele, padahal penting diketahui yaitu mengenai kebutuhan nutrisi ikan ini. Apalagi jika kegiatan budidaya mengandalkan pemberian pakan alternatif untuk menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan, bisa jadi pakan alternatif tidak mempertimbangkan kecukupan nutrisi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang nutrisi ikan menjadi sangat penting selama berternak lele, bahkan sebaiknya dikuasai peternak lele profesional.
Meskipun ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi air kurang baik, namun pada kegiatan ternak ikan lele intensif perlu adanya kegiatan menjaga kualitas air agar kondisinya tetap optimal untuk pertumbuhan. Penggantian air dilakukan seminggu sekali, kurang lebih 10-30% dari volume air kolam, agar kolam tidak terlalu kotor serta untuk mengurangi serangan penyakit. Penyakit ikan lele mudah menyerang ketika kondisi air terlalu kotor.
Seleksi ikan dilakukan saat lele berumur satu bulan. Biasanya ikan ini mengalami pertumbuhan tidak sama, sehingga harus segera dipisahkan. Jika dibiarkan, ikan berukuran kecil akan kalah bersaing berebut makanan. Selain itu, pemisahan juga dilakukan terhadap ikan lele yang terindikasi terserang penyakit agar mencegah penularan. Dengan perlakuan serta penanganan tepat dan disiplin, maka tingkat keberhasilan usaha budidaya semakin besar.
Beberapa hal terkadang diabaikan oleh peternak lele, padahal penting diketahui yaitu mengenai kebutuhan nutrisi ikan ini. Apalagi jika kegiatan budidaya mengandalkan pemberian pakan alternatif untuk menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan, bisa jadi pakan alternatif tidak mempertimbangkan kecukupan nutrisi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang nutrisi ikan menjadi sangat penting selama berternak lele, bahkan sebaiknya dikuasai peternak lele profesional.
Meskipun ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi air kurang baik, namun pada kegiatan ternak ikan lele intensif perlu adanya kegiatan menjaga kualitas air agar kondisinya tetap optimal untuk pertumbuhan. Penggantian air dilakukan seminggu sekali, kurang lebih 10-30% dari volume air kolam, agar kolam tidak terlalu kotor serta untuk mengurangi serangan penyakit. Penyakit ikan lele mudah menyerang ketika kondisi air terlalu kotor.
Seleksi ikan dilakukan saat lele berumur satu bulan. Biasanya ikan ini mengalami pertumbuhan tidak sama, sehingga harus segera dipisahkan. Jika dibiarkan, ikan berukuran kecil akan kalah bersaing berebut makanan. Selain itu, pemisahan juga dilakukan terhadap ikan lele yang terindikasi terserang penyakit agar mencegah penularan. Dengan perlakuan serta penanganan tepat dan disiplin, maka tingkat keberhasilan usaha budidaya semakin besar.
C. Pemanenan
Panen merupakan kegiatan akhir yang
dinanti-nantikan oleh para peternak lele. Kegiatan panen adalah kegiatan
memetik hasil setelah melalui serangkaian proses usaha budidaya panjang. Pada
kegiatan ini, peternak lele akan menantikan hasil jerih payahnya selama proses
budidaya. Keberhasilan usaha ternak ikan lele yang dijalankan dapat diukur dari
seberapa besar perolehan hasil panennya.
Ikan lele dapat dipanen saat berumur dua bulan. Pada umur ini, ikan lele telah siap untuk dikonsumsi. Panen saat berusia dua bulan akan menghasilkan ukuran ikan ideal untuk memenuhi permintaan pasar terutama warung pecel lele.biasanya 1 kg ukuran ideal berisi 5-6 ekor ikan lele Tetapi jika menghendaki ukuran lebih besar, maka proses budidaya bisa dilanjutkan lebih lama lagi, yaitu hingga 3-4 bulan.
Meskipun demikian, sebaiknya ukuran panen disesuaikan permintaan pasar, sehingga peternak lele tidak kesulitan ketika memasarkan hasil panennya. Jangan sampai hasil panen lele mengalami kesulitan pemasaran hanya karena ukuran ikan tidak dikehendaki konsumen, sehingga akan mempengaruhi harga jual. Hal ini tentunya dapat berakibat terhadap penurunan keuntungan usahatani lele secara signifikan karena ukuran sesuai permintaan biasanya memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.
Ikan lele dapat dipanen saat berumur dua bulan. Pada umur ini, ikan lele telah siap untuk dikonsumsi. Panen saat berusia dua bulan akan menghasilkan ukuran ikan ideal untuk memenuhi permintaan pasar terutama warung pecel lele.biasanya 1 kg ukuran ideal berisi 5-6 ekor ikan lele Tetapi jika menghendaki ukuran lebih besar, maka proses budidaya bisa dilanjutkan lebih lama lagi, yaitu hingga 3-4 bulan.
Meskipun demikian, sebaiknya ukuran panen disesuaikan permintaan pasar, sehingga peternak lele tidak kesulitan ketika memasarkan hasil panennya. Jangan sampai hasil panen lele mengalami kesulitan pemasaran hanya karena ukuran ikan tidak dikehendaki konsumen, sehingga akan mempengaruhi harga jual. Hal ini tentunya dapat berakibat terhadap penurunan keuntungan usahatani lele secara signifikan karena ukuran sesuai permintaan biasanya memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.
D.PEMASARAN
Pemasaran ikan lele hasil budidaya ini
bisanyadipasarkan disekitar wilayah budidaya.pemasarannya sebagian besar
pembelinya adalah pedagang peceel lele.dalam proses pemasaranya kebanyakan
pedagang pecel lele yang datang ketempat budidaya untunk membeli ikan
tersebut.ikan dijual da;l;am keadaan hidup.dalam 1 kg ikan terdapat 5-6 ekor
ikan lele dgn harga 20.000.00 dari penjual.
E. KERUGIAN
Dalam dunia usaha resiko kerugian
pastilah ada termasuk ddalam budidaya ikan lele resiko kerugian ini biasnya
disebabkan oleh faktor brikut ini:
Ø Mati karna
penyakit menular
Ø Ukuran bibit
terlalu kecil
Ø Pemberian
makan tidak rata
Ø Kualitas air
yang rendah
Ø Harga ikan
dipasaran tidak stabil
F.ANALISIS
MODAL
Modal pembutan kolam permanen:
1 kolam permanen ukuran 2X5 meter
membutuhkan biaya sebesar Rp.15.000.000,00
Kolam ukuran 2X5 meter dapat
menampung sebanyak 2000 ekor lele
Harga bibit dari 2000 ekor lele
adalah Rp.150.000,00
Keuntungan per-hari Rp.3000.000
Dalam 3 bulan masa budidaya
menghabiskan 3 sak pelet , harga pelet per-kilo Rp.7000,00
2 X 100 = 300 kg
300kg X Rp.7000,00 = Rp.2.100.000
Harga per 1kg = Rp.20.000.000
Setiap 1kg berisi 5 ekor ikan lele, jadi
setiap satu kali panen pada kolan 2 X 5 meter menghasilkan 400kg ikan lele
Jumlah ikan lele total = 400kg X
Rp.20.0000 =Rp.8.000.000
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjabaran diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa peluang budidaya ikan lele masih sangat besar dan mempunyai
peluang untuk berkembang masih sangat luas. Memang pada dasarnya kemungkinan
gagal panen juga sangat besar. Dalam budidaya ini ada dua faktor yang
menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan lele yaitu mampu menjaga kualitas
air kolam dan cukup informasi mengenai ikan yang akan dibudidayakan meliputi
pakan ikan, kapasitas kolam ,cara perawatan , dan lain-lain.
LAMPIRAN
Ø GAMBAR BENIH
IKAN LELE

Ø GAMBAR
WAWANCARA DITEMPAT BUDIDAYA LELE

Ø GAMBAR KOLAM

Ø GAMBAR LELE
INDUKAN
DAFTAR
PUSTAKA
Buku kewirausahaan
Tempat budidaya ikan pak Ros

Tidak ada komentar:
Posting Komentar