Minggu, 05 Oktober 2014



MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
TENTANG BUDIDAYA IKAN LELE




OLEH:
1.   Bayu Ardyanto
2.  Cica Yusuf Saputri
3.  Karisma Yogi Noviana
4.  Retno Safitri





Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami  harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Baturetno,15 September 2014

Penyusun















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semakin meningkat pertumbuhan penduduk indonesia,semakin meningkat pula permintaan produk sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari.permintaan terhadap produk ini sangat bermacam-macam terutama produk barang kebutuhan sehari-hari.
Permintaan ikan konsumsi juga meningkat hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan sebagai sumber protein bagi pertumbuhan terutama bagi kebutuhan anak-anak.
Meningkatnya permintaan ini mendorong banyak orang untuk membudidayakan ikan konsumsi terutama ikan air tawar. Jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan seperti lele,guramei,nila,dan mujair. Tapi pada makalah ini penulis akan menjabarkan tentang seluk beluk ikan lele dan cara budidaya ikaqn lele,hal ini bertujuan agar pembaca dapat memahami cara budidaya ikan lele.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah proses budidaya ikan lele ?

1.3 TUJUAN
1.      Agar Siswa Mengetahui Cara Budidaya Ikan Lele
2.      Agar Siswa Mengetahui Manfaat Dari Ikan Lele
3.      Agar Siswa Mengetahui Keuntungan Maupun Kerugian Dari Budidaya Ikan Lele





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LATAR BELAKANG IKAN LELE
A. HABITAT IKAN LELE.
Ikan yang memiliki nama latin clarieas batrachus tidak pernah ditemukan diair payau atau air asin,kecuali lele laut yang tergolong kedalam marga dan suku yang berbeda ( ariidae ), habitatnya disungai dengan arus air yang perlahan,rawa,telaga,waduk,sawah,yang tergelam air.
Ikan lele hidup diperairan yang miskin oksigen.bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar,misalkan digot-got dan selokan pembuangan.Ikan lele bersifat noturnal yaitu aktif bergerak mencari makan pada malam hari. Pada siang hari ikan lele berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan walaupun lele biasanya lebih kecil dari gurami pada umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang satu sampai 2,5 meter dan beratnya mencapai lebih dari 200kg contohnya lele wels dari amerika.
B. MORFOLOGI IKAN LELE(Clarias Batrachus)
Tidak seperti ikan lainya , agak sulit untuk mengatakan bentuk badan ikan lele secara tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat , dengan kepala pipih kebawah (drepesed) sedangkan belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed) , jadi pada lele ditemukan tiga bentuk melintang yaiyu pipih kebawan, pipih kesampingah ,dan bulat.


Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruang rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan , yang terhubung dengan busur ingsang kedua dan keempat. Mulut berada di ujung moncong (terminal). Dengan dihiasi 4 sungut ,lubang hidung  yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas,lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih berada dibelakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbital yang bebas.

C. MANFAAT DARI IKAN LELE
Manfaat dari ikan lele sangat banyak, selain kaya zat gizi ikan lele juga membantu pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung karena rendah lemak . kelebihan ikan lele dibandingkan .


2.2 PELUANG BUDIDAYA IKAN LELE
Berternak ikan lele mempunyai peluang usaha cukup menjanjikan mengingat selera konsumen sangat tinggi akan jenis ikan ini. Beberapa kelebihan dari komoditas ikan lele diantaranya adalah tekstur dagingnya cukup kenyal, tidak banyak tulang diantara dagingnya sehingga memudahkan orang saat sedang mengkonsumsinya, ikan lele juga memiliki kandungan protein cukup tinggi (bisa dijadikan sebagai salah satu sumber protein alternatif). Disamping harganya terjangkau, juga memiliki cita rasa cukup enak, sehingga banyak digemari masyarakat. Dengan berbagai kelebihan tersebut, tidak mengherankan jika semakin hari permintaan ikan lele semakin meningkat. Apalagi sekarang banyak dijual produk-produk makanan olahan berbahan dasar lele, hal tersebut tentunya akan semakin meningkatkan konsumsi masyarakat akan ikan lele.

Tingginya permintaan konsumen, baik lokal maupun internasional, menjadikan potensi agribisnis budidaya ikan lele semakin terbuka lebar dari hari ke hari. Melihat fenomena ini, tidak mengherankan jika masyarakat berbondong-bondong mulai mencoba menjalankan bisnis ternak ikan lele. Disamping peluang pasar cukup besar, kegiatan budidaya juga dapat dilakukan oleh setiap orang, karena teknik budidaya yang diterapkan cukup mudah serta kebutuhan modal selama proses budidaya juga tidak begitu tinggi.Usaha budidaya ikan jenis ini selain dapat dilakukan sebagai salah satu usaha utama, juga dapat dijadikan sebagai usaha sampingan. Salah satu faktor paling menentukan keberhasilan usaha budidaya ini adalah kedisiplinan. Oleh karena itu, jika kegiatan budidaya akan dijadikan sebagai usaha sampingan, sebaiknya peternak lele harus mencari tenaga kerja berkedisiplinan tinggi. Jika tidak, dikhawatirkan usaha budidaya akan terbengkelai sehingga berakibat terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan dalam berternak. Selain disiplin, penguasaan teknik dan cara budidaya yang benar juga menjadi faktor penting selama proses budidaya, terutama harus dikuasai oleh peternak lele. Jika kedua faktor telah dipenuhi maka besar kemungkinan usaha ternak ikan lele akan menuai hasil tinggi.

2.3 TAHAP BUDIDAYA IKAN LELE
A. TAHAP PEMBENIHAN
Tahap awal dalam kegiatan budidaya ikan lele adalah tahap pembenih, Adapun faktor utama penentu keberhasilan tahap ini  adalah kualitas induk ikan. Indukan berkualitas akan menghasilkan benih atau larva ikan berkualitas pula sehingga perolehan keuntungan menjadi lebih optimal. Induk lele yang dipilih harus cukup umur,Lele lokal mulai dewasa saat berumur 6-8 bulan. Pada umur ini, bobot badan lele lokal mencapai 100 g. Untuk lele dumbo mencapai dua atau tiga kalinya (200-300g). Artinya, pada umur ini induk lele sudah dapat bertelur. Selain itu, pilih induk yang memiliki panjang badan sekitar 20-50 cm.
Untuk budidaya, induk lele hendaknya berasal dari hasil budidaya yang telah terbiasa dengan kehidupan kolam.
1.Penyiapan induk lele
Induk lele yang dipilih harus cukup umur. Lele lokal mulai dewasa saat berumur 6-8 bulan. Pada umur ini, bobot badan lele lokal mencapai 100 g. Untuk lele dumbo mencapai dua atau tiga kalinya (200-300g). Artinya, pada umur ini induk lele sudah dapat bertelur. Selain itu, pilih induk yang memiliki panjang badan sekitar 20-50 cm.
Untuk budidaya, induk lele hendaknya berasal dari hasil budidaya yang telah terbiasa dengan kehidupan kolam.
2. Persiapan kolam pemijahan
Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen. Jika tidak memungkinkan, pemijahan dan pemeliharaan lele dapat dilakukan dikolam tanah atau kolam berdinding dengan dasar tanah. Kemiringan tanah dasar kolam dibuat sekitar 5-10 derajat.
Kolam pemijahan terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian dangkal (70%) dan kubangan (30%). Bagian kubangan dibuat dibagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm. Kubangan ini berfungsi sebagai tempat berlindungnya induk ketika kolam disurutkan.
Dalam pemijahan lele, pada sisi-sisi kolam perlu disiapkan sarang peneluran. Bagian dalam bak pemijahan perlu dilengkapi sarang berupa kotak kayu tanpa dasar berukuran (25 x 40 x 30) cm sebagai sarang pemijahan. 
Bagian atas kotak sarang diberi lubang dan tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Sementara itu, bagian depan kotak sarang sedikit gelap. Sarang juga perlu diberi ijuk dan kerikil sebagai media menempatkan telur hasil pemijahan. 
Selain dari kotak kayu, sarang pemijahan juga dapat dibuat dari tumpukkan batu bara, ember plastic, atau batang bekas lainnya. Sebelum digunakan, kotak sarang harus berada dalam kondisi higienis. Oleh karena itu, bersihkan sarang dengan mencucinya menggunakan air, lalu bilas dengan formalin 40% atau KMnO4, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.
3. Pemijahan 
Pemijahan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemijahan alami dan pemijahan buatan (suntik/hipofisasi).
Dalam proses pemijahan alami ini ada dua cara yaitu, Pemijahan berpasangan dan Pemijahan massal, namun dicatan ini saya akan menginformasikan hanya pemijahan berpasangan saja.
Lele memijah sepenjang tahun. Pemijahan paling banyak terjadi bersamaan dengan datangnya musim penghujan, sepenjang musim hujan hingga peralihan musim kemarau. Sepanjang hidupnya, induk lele budidaya mampu memijah hingga 15 kali. Induk lele yang dipelihara dengan baik akan bertelur setiap 2-3 bulan sekali dan akan terus bertelur hingga berumur 5 tahun. 
Selama 10 hari, terhitung dari sejak induk dimasukkan ke kolam pemijahan, ketinggian air kolam yang dimasukkan hanya sebatas permukaan kubangan (30-60Cm). pada hari ke 10-20, air kolam dinaikkan sampai 10-15 cm (hingga menutup sarang peneluran), dan pemberian pakan dihentikan.
Dengan perlakuan ini, dalam waktu 10 hari berikutnya induk akan memijah dan bertelur dalam sarang yang tersedia. Lebih kurang 24 jam berikutnya, telur akan menetas, larva bisa tetap berada dalam pengasuhan induk atau dipelihara terpisah dalam kolam ipukan (kolam pendederan).
4. Penetasan 
Penetasan telur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Cara 1
Terdapat langkah-langkah yang ditempuh jika telur dipelihara dalam kolam ipukan (kolam pendederan), yaitu:
Segera keluarkan telur begitu pemijahan selesai.
Pelihara secara intensif telur-telur tersebut dalam kolam ipukan (kolam pendederan).
Pertumbuhan larva membutuhkan suhu air kolam antara 26-30°C.
Cara 2
Jika dibiarkan berada dalam asuhan induknya, biarkan telur menetas dan pemisahan burayak dengan induk dilakukan secara bertahap.
Adapun pemisahan induk dan burayak dilakukan dengan tahapan berikut.
Saat benih berumur seminggu, segera pisahkan induk betina dari kolam dan biarkan pejantan tinggal di kolam menjaga anak-anaknya.
Setelah berumur 2 minggu, pisahkan anakan dari induk jantan. Selanjutnya, keluarkan anakan lele dari sarang dan pindahkan ke kolam ipukan (pendederan).
Untuk mengumpulkan burayak, terlebih dahulu air kolam disurutkan hingga sebatas kubangan. Selanjutnya, benih dialirkan melalui pipa pengeluaran dan burayak lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederan dapat dipelihara secara intensif.

C. Pembesaran Benih
Setelah menetas, benih hasil pemijahan perlu mendapat perhatian ekstra dan pemeliharaan intensif. Pemeliharaan  intensif ini diharapkan mampu menekan angka kematian benih dan membuat pertumbuhan benih menjadi lebih pesat.
Pemberian pakan
Pada hari ke-1 sampai ke 3, benih lele tidak perlu diberi pakan tambahan karena masih memiliki kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
Hari ke-4 hingga akhir minggu ke-2, benih diberi zooplankton, yaitu daphnia dan artemia yang mengandung protein 60%. Dosisnya 70% kali biomassa setiap hari. Dua jenis pakan alami ini diberikan 4 kali sehari. Pakan ditebar di sekitar tempat pemasukan air (inlet).
Kira-kira 2-3 hari menjelang pemberian pakan zooolankton berakhir, benih lele sedikit demi sedikit dikenalkan dengan pakan berbentuk tepung yang mengandung protein 50%. Pakan tepung tersebut dapat berupa campuran kuning telur, tepung udang, serta sedikit bubur nestum. Untuk membiasakan pada pakan baru tersebut, pakan bentuk tepung diberikan sekitar 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton.
Minggu ketiga, pakan tepung diberikan sebanyak 43% kali biomassa setiap hari.
Minggu keempat, pakan tepung diberikan sebanyak 32% kali biomassa setiap hari.
Minggu kelima, pakan tepung dberikan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
Minggu keenam, benih diberi pakan berupa pellet apung.

Seleksi Bibit Lele
Setelah berumur 18 hari bibit ikan lele diseleksi menggunakan ayakan bibit berukuran 3-5 cm. Ayakan bibit dapat berupa ember atau alat lain yang diberi lubang berukuran sebesar lingkaran tubuh bibit. Bibit ikan yang terlepas dari ember menunjukkan bahwa bibit tersebut tidak lolos seleksi, karena ukurannya masih terlalu kecil. Selanjutnya bibit lele tersebut kembali dimasukkan ke dalam kolam pemeliharaan agar mencapai ukuran sesuai kehendak. Sedangkan bibit lele yang tersisa di ember merupakan bibit lolos seleksi atau telah mencapai ukuran 3-5 cm. Bibit-bibit ikan berukuran 3-5 cm dapat dipanen untuk selanjutnya dibesarkan pada budidaya pendederan tahap kedua, atau bisa juga dapat langsung dijual di pasar. Bibit tersebut merupakan bibit ikan lele berkualitas tinggi karena memiliki kecepatan pertumbuhan tinggi. Oleh karena itu, bibit lele hasil seleksi pertama biasanya dijual oleh peternak lele dengan harga lebih mahal. Selain kecepatan pertumbuhannya, menggunakan bibit lele berkualitas juga dapat meningkatkan daya hidup selama masa pemeliharaan lele tahap berikutnya.
Seleksi kedua dilakukan saat bibit ikan lele telah dipelihara selama 21 hari. Kualitas bibit sedikit di bawah bibit ikan lele hasil seleksi pertama. Bibit ikan yang tidak lolos seleksi pertama maupun kedua merupakan bibit sisa. Bibit sisa ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai ukuran 3-5 cm. Akan tetapi kualitas bibit ikan sisa tentunya tidak begitu baik.
Kegiatan berternak lele pendederan tahap kedua tidak berbeda jauh dengan ternak ikan lele pendederan tahap pertama, hanya kepadatan penebaran harus dikurangi menjadi 250-300 ekor/m2. Pemeliharaan bibit lele tahap ini dilakukan sampai bibit ikan telah mencapai ukuran 8-12 cm.

D. Penebaran Bibit Lele
Penebaran bibit lele tahap pendederan sangat rentan terhadap kematian, terutama diakibatkan stress maupun luka saat penangkapan atau pengangkutan ikan. Padat penebaran lele antara 500-700 ekor/m2. Sehingga untuk kolam seluas 10 m2 bisa ditebar bibit ikan sebanyak 5.000-7.000 ekor. Penebaran bibit lele harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar resiko dapat diminimalisir, berikut cara penebaran bibit ikan lele untuk mengurangi resiko stres maupun luka akibat pemanenan dan pengangkutan :
Pemindahan bibit lele sebaiknya dilakukan pagi hari atau sore hari saat suhu air belum terlalu tinggi. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses adaptasi bibit lele tebaran di lingkungan barunya. Jika pemindahan bibit dilakukan saat siang hari, apalagi jika terik matahari tinggi, bisa dipastikan bibit ikan banyak mengalami stress yang mengakibatkan tingkat kematian sangat tinggi.
Pengambilan bibit lele dilakukan menggunakan jaring dengan ukuran net rapat serta lembut. Tujuannya adalah agar bibit ikan lele tidak banyak mengalami kerusakan sehingga menimbulkan stress saat dilakukan penangkapan. Penangkapan menggunakan jaring kasar dikhawatirkan akan melukai tubuh bibit. Jika tubuh atau kulit ikan mengalami gesekan dengan benda kasar bahkan sampai terjadi luka atau lecet, akan mempengaruhi daya hidup saat dipindahkan ke kolam pemeliharan lain.
Bibit ikan lele hasil tangkapan kemudian ditempatkan di wadah yang sudah diisi air dari kolam yang akan digunakan sebagai tempat penebaran larva atau benih. Penggunaan air pada kolam penebaran larva lele bertujuan meningkatkan daya adaptasi benih di tempat barunya. Jika jarak kolam pendederan tersebut tidak cukup jauh, maka bisa menggunakan wadah berupa ember. Namun bila jaraknya lumayan jauh, sebaiknya bibit ikan hasil tangkapan terlebih dahulu dikumpulkan dalam hapa agar sirkulasi oksigen tetap terjamin. Sedangkan pemindahannya bisa menggunakan kantong plastik berisi oksigen.
Setelah wadah cukup penuh, bibit lele segera dipindah ke kolam penebaran secara hati-hati. Cara penebarannya adalah, wadah dimasukkan dalam kolam pendederan perlahan-lahan sampai air kolam masuk ke dalam wadah. Dengan cara demikian bibit lele yang baru dipindahkan akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya. Cara tersebut cukup efektif untuk mengurangi resiko bibit ikan lele mengalami stres di lingkungan perairan barunya.

B. TAHAP PEMBESARAN LELE
Secara teknis, pemeliharaan ikan pada budidaya tahap pembesaran lele meliputi beberapa kegiatan, diantaranya pengaturan air, pemberian pakan ikan, serta pengendalian hama dan penyakit ikan lele.
Cara Pengaturan Air
Kualitas air kolam ikan lele perlu dijaga, cara paling efektif adalah penggunaan air mengalir sistem paralon secara kontinyu dengan debit air tidak terlalu besar. Debit air terlalu besar justru kurang baik untuk pertumbuhan maupun perkembangan ikan lele.
Pada ternak ikan lele, kualitas air  cepat menurun,hal ini dikarenakan ukuran ikan lele semakin bertambah. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3-5% dari jumlah total berat lele peliharaan.Pemberiannya sebanyak tiga kali, yaitu setiap pagi, siang serta sore hari. Pemberian pakan lele jangan sampai berlebihan, agar sisa pakan tidak mengendap. Pengendapan pakan ikan di dasar kolam dapat menurunkan kualitas air kolam.
Pengendalian Hama dan Penyakit Lele
Pada tahap ini, peternak lele harus betul-betul memperhatikan kesehatan ikan dari ancaman hama dan penyakit pengganggu selama budidaya. Jika tidak diperhatikan, bisa jadi usaha budidaya tidak akan mencapai hasil optimal seperti harapan. Hama yang biasanya menyerang lele adalah sungut putih,dan kembung. Cara mengatasi penyakit ini dengan memberi vaksin berupa pemberian super tetra,PK,dan garam grosok. Pemberian ini hanya dilakukan pada ikan lele yang terkena penyakit saja.
Pencegahan penyakit selama budidaya bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air. Kebersihan air perlu mendapat perhatian serius, karena jika air kolam kondisinya kotor, baik akibat pemberian pakan ikan secara berlebihan maupun sisa-sisa kotoran ikan, akan berpotensi menimbulkan serangan penyakit. Selain itu, usahakan nilai pH air tetap dalam kondisi optimal untuk menopang pertumbuhan benih atau larva lele, yaitu berkisar antara 6,5-6,8. Jika nilai pH air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian sesuai tingkat kebutuhan. Pengukuran nilai pH air bisa menggunakan kertas lakmus ataupun pH tester.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit (terutama jamur), bisa diberikan malachite green oxalite 1-5 ml atau methylene blue 10 ml per 1 meter kubik air.
Pencegahan penyakit selama budidaya bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air. Kebersihan air perlu mendapat perhatian serius, karena jika air kolam kondisinya kotor, baik akibat pemberian pakan ikan secara berlebihan maupun sisa-sisa kotoran ikan, akan berpotensi menimbulkan serangan penyakit. Selain itu, usahakan nilai pH air tetap dalam kondisi optimal untuk menopang pertumbuhan benih atau larva lele, yaitu berkisar antara 6,5-6,8. Jika nilai pH air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian sesuai tingkat kebutuhan. Pengukuran nilai pH air bisa menggunakan kertas lakmus ataupun pH tester.
Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit (terutama jamur), bisa diberikan malachite green oxalite 1-5 ml atau methylene blue 10 ml per 1 meter kubik air.
Pemberian Pakan Alternatif Ikan Lele
Pakan merupakan salah satu faktor input terbesar yang akan meningkatkan biaya produksi agribisnis ternak ikan lele. Mengandalkan pakan ikan dari pabrik saja, tentu akan mengakibatkan pembengkakan biaya. Hal ini sangat terkait dengan peran pakan sebagai salah satu faktor utama penentu keberhasilan budidaya. Oleh karena itu, sebagai petani atau peternak lele yang berorientasi mendapatkan keuntungan besar di setiap kegiatan budidaya, maka dibutuhkan kreatifitas dalam menekan biaya pemeliharaan. Salah satu upaya penekanan ini adalah menekan biaya pembelian pakan ikan. Oleh karena itu, pemberian pakan alternatif harga murah serta mudah didapat perlu dilakukan selama berternak lele.

Pakan ikan alternatif harus memiliki nilai gizi yang cukup tinggi agar mampu menopang pertumbuhan ikan selama masa pemeliharaan. Di lingkungan sekitar lokasi budidaya, biasanya terdapat berbagai jenis pakan alternatif berkualitas, tidak kalah dibanding pakan ikan hasil industri. Oleh karena itu, ada baiknya ketika menentukan lokasi budidaya juga mempertimbangkan kebutuhan pakan alternatif di lingkungan setempat. Jika di lingkungan sekitar tersedia berbagai sumber pakan alternatif melimpah, bisa dipastikan peternak lele akan mendapatkan keuntungan lebih besar. Apalagi jika nutrisinya mampu mengimbangi pakan ikan industri, maka biaya pemeliharaan untuk pembelian pakan ikan bisa dipangkas habis. Contoh pakan alternative yang ada dilingkungan lokasi budidaya seperti daun kangkung,daun pepaya, bekicot, kerang, keong emas, rayap dll bahan ini dapat dicampur dngan pakan hasil industri seperti pelet.
Pemberian pakan ikan dilakukan sehari tiga kali, tiap pagi, siang, maupun sore hari. Pakan ikan tambahan diberikan sedikit demi sedikit sampai tidak ada lagi ikan yang mengejar pakan.
Pertimbangkan Nutrisi Ikan
Pemberian pakan ikan akan menjadi faktor utama dalam menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan. Bagi peternak lele profesional, tentu saja harus mempertimbangkan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan lele peliharaannya, sehingga baik pertumbuhan maupun perkembangannya dapat seoptimal mungkin agar mencapai kesuksesan dalam berternak lele. Oleh karena itu, saat melakukan pemberian pakan ikan juga harus mempertimbangkan kecukupan nutrisi ikan.

Beberapa hal terkadang diabaikan oleh peternak lele, padahal penting diketahui yaitu mengenai kebutuhan nutrisi ikan ini. Apalagi jika kegiatan budidaya mengandalkan pemberian pakan alternatif untuk menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan, bisa jadi pakan alternatif tidak mempertimbangkan kecukupan nutrisi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang nutrisi ikan menjadi sangat penting selama berternak lele, bahkan sebaiknya dikuasai peternak lele profesional.

Meskipun ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi air kurang baik, namun pada kegiatan ternak ikan lele intensif perlu adanya kegiatan menjaga kualitas air agar kondisinya tetap optimal untuk pertumbuhan. Penggantian air dilakukan seminggu sekali, kurang lebih 10-30% dari volume air kolam, agar kolam tidak terlalu kotor serta untuk mengurangi serangan penyakit. Penyakit ikan lele mudah menyerang ketika kondisi air terlalu kotor.

Seleksi ikan dilakukan saat lele berumur satu bulan. Biasanya ikan ini mengalami pertumbuhan tidak sama, sehingga harus segera dipisahkan. Jika dibiarkan, ikan berukuran kecil akan kalah bersaing berebut makanan. Selain itu, pemisahan juga dilakukan terhadap ikan lele yang terindikasi terserang penyakit agar mencegah penularan. Dengan perlakuan serta penanganan tepat dan disiplin, maka tingkat keberhasilan usaha budidaya semakin besar.

C. Pemanenan
Panen merupakan kegiatan akhir yang dinanti-nantikan oleh para peternak lele. Kegiatan panen adalah kegiatan memetik hasil setelah melalui serangkaian proses usaha budidaya panjang. Pada kegiatan ini, peternak lele akan menantikan hasil jerih payahnya selama proses budidaya. Keberhasilan usaha ternak ikan lele yang dijalankan dapat diukur dari seberapa besar perolehan hasil panennya.

Ikan lele dapat dipanen saat berumur dua  bulan. Pada umur ini, ikan lele telah siap untuk dikonsumsi. Panen saat berusia dua bulan akan menghasilkan ukuran ikan ideal untuk memenuhi permintaan pasar terutama warung pecel lele.biasanya 1 kg ukuran ideal berisi 5-6 ekor ikan lele Tetapi jika menghendaki ukuran lebih besar, maka proses budidaya bisa dilanjutkan lebih lama lagi, yaitu hingga 3-4 bulan.

Meskipun demikian, sebaiknya ukuran panen disesuaikan permintaan pasar, sehingga peternak lele tidak kesulitan ketika memasarkan hasil panennya. Jangan sampai hasil panen lele mengalami kesulitan pemasaran hanya karena ukuran ikan tidak dikehendaki konsumen, sehingga akan mempengaruhi harga jual. Hal ini tentunya dapat berakibat terhadap penurunan keuntungan usahatani lele secara signifikan karena ukuran sesuai permintaan biasanya memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.
D.PEMASARAN
 Pemasaran  ikan lele hasil budidaya ini bisanyadipasarkan disekitar wilayah budidaya.pemasarannya sebagian besar pembelinya adalah pedagang peceel lele.dalam proses pemasaranya kebanyakan pedagang pecel lele yang datang ketempat budidaya untunk membeli ikan tersebut.ikan dijual da;l;am keadaan hidup.dalam 1 kg ikan terdapat 5-6 ekor ikan lele dgn harga 20.000.00 dari penjual.
E. KERUGIAN
Dalam dunia usaha resiko kerugian pastilah ada termasuk ddalam budidaya ikan lele resiko kerugian ini biasnya disebabkan oleh faktor brikut ini:
Ø  Mati karna penyakit menular
Ø  Ukuran bibit terlalu kecil
Ø  Pemberian makan tidak rata
Ø  Kualitas air yang rendah
Ø  Harga ikan dipasaran tidak stabil
F.ANALISIS MODAL
Modal pembutan kolam permanen:
1 kolam permanen ukuran 2X5 meter membutuhkan biaya sebesar Rp.15.000.000,00
Kolam ukuran 2X5 meter dapat menampung sebanyak 2000 ekor lele
Harga bibit dari 2000 ekor lele adalah Rp.150.000,00
Keuntungan per-hari Rp.3000.000
Dalam 3 bulan masa budidaya menghabiskan 3 sak pelet , harga pelet per-kilo Rp.7000,00
2 X 100 = 300 kg
300kg X Rp.7000,00 = Rp.2.100.000
Harga per 1kg = Rp.20.000.000
Setiap 1kg berisi 5 ekor ikan lele, jadi setiap satu kali panen pada kolan 2 X 5 meter menghasilkan 400kg ikan lele
Jumlah ikan lele total = 400kg X Rp.20.0000 =Rp.8.000.000


BAB III
KESIMPULAN

Dari penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa peluang budidaya ikan lele masih sangat besar dan mempunyai peluang untuk berkembang masih sangat luas. Memang pada dasarnya kemungkinan gagal panen juga sangat besar. Dalam budidaya ini ada dua faktor yang menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan lele yaitu mampu menjaga kualitas air kolam dan cukup informasi mengenai ikan yang akan dibudidayakan meliputi pakan ikan, kapasitas kolam ,cara perawatan , dan lain-lain.















LAMPIRAN
Ø  GAMBAR BENIH IKAN LELE









Ø  GAMBAR WAWANCARA DITEMPAT BUDIDAYA LELE











Ø  GAMBAR KOLAM










Ø  GAMBAR LELE INDUKAN










DAFTAR PUSTAKA

Buku kewirausahaan
Tempat budidaya ikan pak Ros


Senin, 22 September 2014

ETIKA BERKOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI

  • Menggunakan cara informasi yang paling mudah
  • Menggunakan alat komunikasi yang sederhana
  • Kesamaan Pengertian
  • Penggunaan alat komunikasi yang sederhana

PELAYANAN PURNA JUAL

Pelayanan purna jual adalah pelayanan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli pelayanan ini biasanya meliputi garansi, ganti rugi kerusakan,dll.

Selasa, 16 September 2014

KATA PENCERAH

semua yang kita angggap baik belum tentu baik dimata TUHAN ,
DAN apa yang kita anggap BURUK belum tentu terlihat buruk oleh TUHAN
positif thingking mungkin itu hal yang paling baik untuk kita lakukan ;-)

Jumat, 15 Agustus 2014

motivasi usaha RETNO

dunia usaha itu memang tak semudah yang orang2 bayangkan,,pasti banyak rintangan yang harus dihadapi kalau mau masuk ke dunia usaha,,,sabar ,ulet dan tidak mudah menyerah mungkin itu bisa jadi kunci sukses kita guys
admin lagi coba buat tiko online,,,biar ilmu yang diterima disekolah gak sia2
goodluck

Selasa, 17 Juni 2014

PEMASARAN

pemasaran itu apa sich??? pasti banyak yang bertanya :tanya yaaaa
apa lagi buat kalian yang mau masuk smk
menurut admin pemasaran adlah suatu kegiatan\mata pelajaran yang membahas mengenai dunai bisnis dan perekonomian yang ada dinegara ini
mempelajari tentang:
  • arti ari bisnis
  • pelaku pelaku bisnis
  • aturan bisnis  ,dan masih banyak lagi